FANA
FANA
Sutu ketika di sebuah negri nan jauh di sana. Hiduplah seorang raja yang dzholim.- sebut saja namanya Fulan -. Ia memiliki kekuasaan yang amat penuh atas negrinya. Segala kebijakan yang terjadi di negeri itu tak luput dari kedua tangannya. Semua asset Negara ia gunakan untuk berfoya-foya dan menyobongkan diri kepada raja-raja di sekitar. Tenaga rakyatnya ia kuras tanpa henti. Pagi mereka pergi bercocok tanam dan malam mereka di tugasi membangun Negara. Dari mulai anak kecil hingga nenek-nenek yang hampir mati pun ia pekerjakan. Tak ada satu pun rakyat negri itu yang merasa bahagia atas kebijaksanaanya.
Hingga suatu hari sang raja mengadakan sebuah pesta besar-besaran untuk menyambut hari kelahirannya. Semua rakyatnya ia kerahkan untuk mempersiapkan pesta. Ia mengundang semua raja-raja tetangga dan para petingginya. Semua kekayaan dan asset Negara ia keluarkan demi kesuksesan pesta ini. Barang-barang pusaka Negara dan barang bersejarah dunia ia keluarkan memenuhi istana. Dalam sekejap keadaan istana menjadi megah dan indah. Ia berencana akan memperlihatkan kekayaan dan kemegahan dirinya akan raja-raja lain. Tak ada satu pun tamu undangan dari kalangan menengah apalagi kalangan bawah. semua telah di atur sedemikian rupa dan seselektif mungkin.
Lalu pesta termegeh dalam sejarah negri itu terjadi. Seluruh istana yang megah ramai di kunjungi para tamu undangan. Satu-persatu raja dari negri tetangga dan para petingginya datang silih berganti. Memasuki istana raja dan dilanjutkan ke ruang pertemuan yang telah di persiapkan. Mereka terkesima dengan kemegahan isi istana. Barang-barang pusaka dan sejarah dunia telah membuat mulut mereka berwah-wah. Sang raja tiram hanya duduk sombong di atas singgasananya. Ia tersenyum simpul pada setiap raja yang kagum atas kekayaan dan kemegahan istananya. Setelah para tamu berkumpul di ruang yang telah di persiapkan. Sang raja mulai berpidato di depan para undangannya. Dalam pidatonya ia menjelaskan bahwa semua kekayaan ini adalah hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun. Ia mengatakan bahwa dengan kekayaan ini hidupnya akan kekal. Semua emas, perak, sampai berlian yang bergunung-gunung akan membahagiakan sepanjang hidupnya. Mendengar pidato sang raja, para undangan terkesima di buatnya.
Namun di samping itu. Di luar istana seorang pengemis datang dengan pakaian compang-camping. Ia mengetuk pintu istana yang tinggi dan megah. Tak lama kemudian beberapa pelayan istana datang membukakan pintu. Mereka terkejut akan kedatangan sang pengemis. Setahu mereka, sang raja tidak mungkin mengundang pengemis compang-camping dalam pesta sebesar ini. Pengemis ini ingin bertemu dengan sang raja karena ada urusan penting yang harus di sampaikan. Para pelayan itu menemui raja mereka dan menyampaikan pesan itu. Mendengar pesan dari para pelayan bahwa ada pengemis yang berani datang menemuinya di saat pesta sebesar ini. Sang raja marah besar dan menyuruh pengemis itu pergi. Kalau masih tidak mau pergi, hukum dia atau kalau perlu penggal kepalanya karena telah berbuat lancang kepada raja. Mendengar perintah dari sang raja pelayan itu langsung menyuruh sang pengemis pergi. Tapi pengemis ini memaksa ingin bertemu dengan sang raja. Dan keributan kecil pun terjadi di pintu istana. Setelah beberapa saat kemudian sang pengemis itu mengaku bahwa dirinya bukan pengemis biasa, ia seorang malaikat maut yang di utus Tuhan untuk mencabut nyawa sang raja. Sontak para pelayan itu terdiam, sekujur tubuhnya bergetar merinding setengah mati. Dengan cepat mereka menemui raja untuk yang kedua kalinya. Namun sang raja tetap tidak percaya karena ia yakin tidak akan mati. Tetapi sebelum mulut sang raja berbicara. Pengemis itu tiba-tiba muncul tepat di depan wajahnya. Sang raja terkejut melihat pengemis itu muncul tiba-tiba. Ia langsung menyuruh para pengawalnya untuk mengusir pengemis itu. namun dengan tenang pengemis itu menjawab.
" Tak ada gunanya kau menyuruh para pengawalmu untuk mengusirku. Tidak ada yang dapat melihat wujudku di sini selain kedua bola matamu."
" Lalu siapa kamu. berani-beraninya kau mengganggu pesta ulang tahunku ?
"Aku adalah utusan Tuhanmu. Tugasku adalah melaksanakan apa yang telah di perintahkan Tuhanku. "
Tiba-tiba tubuh sang raja bergetar. Wajahnya yang geram berubah menjadi pucat pasi. Keringat dingin mengucur dari pori-porinya membasahi jubah yang dia agung-agungkan. Dengan bergetar di berkata.
" Lalu apa maumu mendatangiku ?"
" Aku mendapatkan perintah untuk mencabut nyawamu."
" Jangan….jangan….. tolong jangan kau cabut nyawaku. Silahkan kau ambil seluruh harta kekayaanku. Tapi aku mohon jangan kau ambil nyawaku."
" Percuma kau memohon untuk di tangguhkan atas kenyataan ini wahai penguasa dzolim. Kini tak ada lagi yang dapat menolongmu. Emas dan perak yang melimpah, berlian yang menggunung. tak ada satu pun yang bisa kau ambil dan menemanimu di dalam kubur kelak. Sekarang telah tiba waktuku untuk menjemputmu ke liang lahat."
Sang raja pun terkapar jatuh tersungkur di depan para tamu undangan. Ia tengah merasakan 360 sabetan pedang sang malaikat maut. Badannya bergetar dari ujung kaki hingga ubun-ubun seiring hilangnya ruh kehidupan. Ya…. Sang penguasa dzolim itu telah pergi menghadap Tuhan Sang Penguasa Alam untuk mempertanggung jawabkan atas semua yang telah di kerjakannya.
Sutu ketika di sebuah negri nan jauh di sana. Hiduplah seorang raja yang dzholim.- sebut saja namanya Fulan -. Ia memiliki kekuasaan yang amat penuh atas negrinya. Segala kebijakan yang terjadi di negeri itu tak luput dari kedua tangannya. Semua asset Negara ia gunakan untuk berfoya-foya dan menyobongkan diri kepada raja-raja di sekitar. Tenaga rakyatnya ia kuras tanpa henti. Pagi mereka pergi bercocok tanam dan malam mereka di tugasi membangun Negara. Dari mulai anak kecil hingga nenek-nenek yang hampir mati pun ia pekerjakan. Tak ada satu pun rakyat negri itu yang merasa bahagia atas kebijaksanaanya.
Hingga suatu hari sang raja mengadakan sebuah pesta besar-besaran untuk menyambut hari kelahirannya. Semua rakyatnya ia kerahkan untuk mempersiapkan pesta. Ia mengundang semua raja-raja tetangga dan para petingginya. Semua kekayaan dan asset Negara ia keluarkan demi kesuksesan pesta ini. Barang-barang pusaka Negara dan barang bersejarah dunia ia keluarkan memenuhi istana. Dalam sekejap keadaan istana menjadi megah dan indah. Ia berencana akan memperlihatkan kekayaan dan kemegahan dirinya akan raja-raja lain. Tak ada satu pun tamu undangan dari kalangan menengah apalagi kalangan bawah. semua telah di atur sedemikian rupa dan seselektif mungkin.
Lalu pesta termegeh dalam sejarah negri itu terjadi. Seluruh istana yang megah ramai di kunjungi para tamu undangan. Satu-persatu raja dari negri tetangga dan para petingginya datang silih berganti. Memasuki istana raja dan dilanjutkan ke ruang pertemuan yang telah di persiapkan. Mereka terkesima dengan kemegahan isi istana. Barang-barang pusaka dan sejarah dunia telah membuat mulut mereka berwah-wah. Sang raja tiram hanya duduk sombong di atas singgasananya. Ia tersenyum simpul pada setiap raja yang kagum atas kekayaan dan kemegahan istananya. Setelah para tamu berkumpul di ruang yang telah di persiapkan. Sang raja mulai berpidato di depan para undangannya. Dalam pidatonya ia menjelaskan bahwa semua kekayaan ini adalah hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun. Ia mengatakan bahwa dengan kekayaan ini hidupnya akan kekal. Semua emas, perak, sampai berlian yang bergunung-gunung akan membahagiakan sepanjang hidupnya. Mendengar pidato sang raja, para undangan terkesima di buatnya.
Namun di samping itu. Di luar istana seorang pengemis datang dengan pakaian compang-camping. Ia mengetuk pintu istana yang tinggi dan megah. Tak lama kemudian beberapa pelayan istana datang membukakan pintu. Mereka terkejut akan kedatangan sang pengemis. Setahu mereka, sang raja tidak mungkin mengundang pengemis compang-camping dalam pesta sebesar ini. Pengemis ini ingin bertemu dengan sang raja karena ada urusan penting yang harus di sampaikan. Para pelayan itu menemui raja mereka dan menyampaikan pesan itu. Mendengar pesan dari para pelayan bahwa ada pengemis yang berani datang menemuinya di saat pesta sebesar ini. Sang raja marah besar dan menyuruh pengemis itu pergi. Kalau masih tidak mau pergi, hukum dia atau kalau perlu penggal kepalanya karena telah berbuat lancang kepada raja. Mendengar perintah dari sang raja pelayan itu langsung menyuruh sang pengemis pergi. Tapi pengemis ini memaksa ingin bertemu dengan sang raja. Dan keributan kecil pun terjadi di pintu istana. Setelah beberapa saat kemudian sang pengemis itu mengaku bahwa dirinya bukan pengemis biasa, ia seorang malaikat maut yang di utus Tuhan untuk mencabut nyawa sang raja. Sontak para pelayan itu terdiam, sekujur tubuhnya bergetar merinding setengah mati. Dengan cepat mereka menemui raja untuk yang kedua kalinya. Namun sang raja tetap tidak percaya karena ia yakin tidak akan mati. Tetapi sebelum mulut sang raja berbicara. Pengemis itu tiba-tiba muncul tepat di depan wajahnya. Sang raja terkejut melihat pengemis itu muncul tiba-tiba. Ia langsung menyuruh para pengawalnya untuk mengusir pengemis itu. namun dengan tenang pengemis itu menjawab.
" Tak ada gunanya kau menyuruh para pengawalmu untuk mengusirku. Tidak ada yang dapat melihat wujudku di sini selain kedua bola matamu."
" Lalu siapa kamu. berani-beraninya kau mengganggu pesta ulang tahunku ?
"Aku adalah utusan Tuhanmu. Tugasku adalah melaksanakan apa yang telah di perintahkan Tuhanku. "
Tiba-tiba tubuh sang raja bergetar. Wajahnya yang geram berubah menjadi pucat pasi. Keringat dingin mengucur dari pori-porinya membasahi jubah yang dia agung-agungkan. Dengan bergetar di berkata.
" Lalu apa maumu mendatangiku ?"
" Aku mendapatkan perintah untuk mencabut nyawamu."
" Jangan….jangan….. tolong jangan kau cabut nyawaku. Silahkan kau ambil seluruh harta kekayaanku. Tapi aku mohon jangan kau ambil nyawaku."
" Percuma kau memohon untuk di tangguhkan atas kenyataan ini wahai penguasa dzolim. Kini tak ada lagi yang dapat menolongmu. Emas dan perak yang melimpah, berlian yang menggunung. tak ada satu pun yang bisa kau ambil dan menemanimu di dalam kubur kelak. Sekarang telah tiba waktuku untuk menjemputmu ke liang lahat."
Sang raja pun terkapar jatuh tersungkur di depan para tamu undangan. Ia tengah merasakan 360 sabetan pedang sang malaikat maut. Badannya bergetar dari ujung kaki hingga ubun-ubun seiring hilangnya ruh kehidupan. Ya…. Sang penguasa dzolim itu telah pergi menghadap Tuhan Sang Penguasa Alam untuk mempertanggung jawabkan atas semua yang telah di kerjakannya.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar disini. . . ,
demi kebaikan bersama