Dihar, Pencak Silat Ala Simalungun yang Hampir Punah

PEMATANGSIANTAR, PIMDA22.BLOGSPOT.COM.com - Jargon Indonesia kaya dengan aneka kebudayaan termasuk olahraga tradisional, bukan isapan jempol


Salah satunya adalah olahraga bela diri dihar yang merupakan olahraga khas Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.


Sayangnya, dihar yang mirip dengan pencak silat ini semakin hari semakin kurang diminati dan dikhawatirkan punah.


Para pelaku dihar saat ini pada umumnya adalah para orang tua, salah satunya adalah Rajialam Sipayung (83).


Meski usia pria ini sudah masuk kategori uzur, namun semangat Rajialam masih tinggi untuk melestarikan seni bela diri ini.


Rajialam atau akrab dipanggil Oppung Obot ini dengan tekun mengumpulkan para pemuda di Balai Bolon GKPS, Pematangsiantar, untuk melatih dihar.


Di bawah naungan kelompok belajar dihar Oppung Obot, Rajialam tanpa lelah mencoba melestarikan olahraga tradisional ini.


"Rajialam adalah sosok putra Simalungun yang mahir dan menguasai seluruh teknkik dihar," kata Japen Saragih, fasilitator kelompok belajar Oppung Obot kepada PIMDA22.BLOGSPOT.COM, Sabtu (6/7/2013).


Japen melanjutkan, kecintaan Rajialam terhadap dihar ini membuat dia meminta sejumlah muridnya mengembangkan tempat latihan dihar di bawah pengawasannya.


"Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan pemberian pelatihan dasar Dihar pada semua pihak yang bersedia," kata Japen.


Rajialam sendiri mengatakan, motivasinya mengajarkan dihar adalah semata-mata ingin melestarikan warisan budaya Simalungun.


"Saya sudah tua dan mungkin sudah mendekati masa akhir hidup. Untuk itu perlu melakukan upaya pelestarian budaya Simalungun terutama dihar, lewat sebuah wadah resmi. Sehingga ketika saya sudah tiada nanti, seni Dihar yang saya kuasai ini dapat tetap dilanjutkan oleh orang-orang muda yang telah saya didik," ujarnya.


Menurut pria yang pernah mendapat penghargaan Bupati Simalungun atas jasanya melestarikan Dihar ini, budaya Simalungun saat ini terancam punah terutama seni bela diri Dihar.


Rajialam menjelaskan, kondisi ini terjadi akibat kurang pedulinya warga Simalungun atas budaya peninggalan nenek moyangnya.


Untuk itulah, lanjut dia, perlu sebuah gerakan massal dalam melestarikan budaya Simalungun.


"Untuk itu, saya minta kepada semua pihak yang cinta akan budaya Simalungun, agar mendukung upaya yang kami lakukan ini. Sehingga nantinya seni bela diri Dihar dapat terus bertahan di tengah terjangan zaman," tambah dia.


Salah seorang pelatih dihar hasil didikan Rajialam adalah Rajamansah Saragih. Dia saat ini menjadi ketua kelompok belajar dihar Oppung Obot.


Rajamansa mengatakan, kelompok belajar dihar Oppung Obot ini merupakan awal dari terbentuknya beberapa kelompok belajar di sejumlah tempat.


"Dihar saat ini sudah semakin dilupakan orang, sehingga perlu upaya keras untuk mengenalkannya kembali. Sasaran kami adalah semua pihak dan semua usia yang mau dan memiliki kerinduan untuk mempelajari budaya peninggalan nenek moyang ini," papar Rajamansah.


Pada pelatihan dihar, peserta akan diajari sejumlah jurus-jurus andalan dihar antara lain jurus ayam telpang, song-song arus, horbou halung, jurus balang sahua dan beberapa jurus lainnya.



0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar disini. . . ,
demi kebaikan bersama