Sedikit Tentang JIN

Sedikit Tentang JIN
Fiqih Quran & Hadist Oleh : Redaksi 08 May, 06 - 2:00 pm

imageAssalamu'alaikum wr wb, Akhir-akhir ini marak fenomena kesurupan yang terjaid di beberapa daerah. Juga, tayangan mistis di berbagai teve swasta, yang menghadirkan sosok dukun yang kono mampu membawa pemirsa untuk mengetahui keberadaan jin/syetan penunggu rumah dan sebagainya. Tulisan berjudul "Sedikit Tentang JIN" semoga saja memberi sedikit pencerahan kepada ummat Islam berkenaan dengan fenomena yang akhir-akhir ini marak.

Menurut seorang ahli Ruqyah Syar'iyyah, seseorang yang meng-klaim dirinya mampu mengetahui keberadaan JIN, mampu merasakan kehadiran JIN, sesungguhnya orang tersebut adalah orang yang sedang bermasalah, terutama di dalam pelaksanaan ibadah pokok, seperti suka meninggalkan shalat, dan masih dekat dengan perbuatan-perbuatan yang disenangi syetan. Bahkan, boleh jadi, mereka yang meng-klaim bisa melihat JIN adalah tergolong orang yg musyrik dan memang tidak pernah shalat (seperti dukun, paranormal dsb.), begitulah menurut pendapat ahli Ruqyah Syar'iyyah yang pernah kami ketahui.

Wassalamu'alaikum wr

image

Sedikit Tentang JIN
Oleh Muhammad Hanafi Maksum, Jakarta

“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).

Apakah Jin Itu?

Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).

Jadi :

* jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan

* syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.


Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.

“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27).

Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.

Dalam ayat lain Allah mempertegas: “Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman 55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).

Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Bukhari).

Mengubah Bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah.
Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).

Apakah Jin Juga Meninggal?

Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a: “Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 – Muslim 717).

Tempat-tempat Jin

Walaupun banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan amkan bersama manusia.

Tempat yang paling disenangi jin adalah WC. Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin) perempuan.” (HR At-Turmudzi).

Syetan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (Paranormal).

Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit. Na’uzu billah min zaalik!

Qarin

Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai syetan yang selalu memperdayakannya. Allah berfirman, artinya: “Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh’…” (QS Qaaf 50:27).

Manusia dan syetan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan: Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?”

“Apakah syetan bersamaku?” Jawabku.

“Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW.

“Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi.

“Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).

Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan. Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia (QS Al-A’raf 7:27).

Tidak ada manusia yang bisa melihat jin, dan jika ada manusia yang mengklaim mampu melihat jin, maka orang tersebut sedang bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai jin warisan atau pun jin hasil dia belajar. Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk dalam kategori bekerja sama dengan jin yang menyesatkan (QS Al-Jin 72:6).

Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan jin. Jangan meminta bantuan orang yang mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

Keberadaan Jin

Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau ditempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.

Jika sudah ada gangguan, maka Ruqyah Syar’iyyah adalah solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat kita, maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan.

Demikian juga masalah deteksi jin pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh seseorang. Kalau ada yang mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka orang tersebut juga mempunyai jin yang tidak boleh dimintai bantuan.

Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang adalah juga dengan Ruqyah Syar’iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a yang ma’surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala kasus yang berhubungan dengan jin.

Indikasi orang yang dimasuki jin sebagai berikut:

1. Gejala waktu terjaga, di antaranya:

1. Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.

2. Berat dan malas untuk beraktifitas, terutama untuk beribadah kepada Allah.

3. Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.

4. Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.
5. Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan, berdebar, dan sesak nafas saat membaca Al-Qur’an.



2. Gejala waktu tidur, di antaranya adalah:

1. Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.

2. Sering mengigau dengan kata-kata kotor.

3. Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.

4. Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.

5. Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.

6. Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.

7. Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar disini. . . ,
demi kebaikan bersama